Pengertian dan Rumusan Persamaan Dasar Akuntansi
Setelah memiliki pemahaman tentang konsep-konsep dasar
akuntansi, marilah kita lanjutkan kegiatan kita dengan penyelenggaraan
proses akuntansi. Untuk mempermudah dalam melaksanakan proses pencatatan
dan pelaporan, sebaiknya kita mulai dari persamaan dasar akuntansi.
Persamaan ini merupakan ringkasan dari pencatatan hasil analisis setiap
peristiwa ekonomi atau transaksi keuangan yang terjadi. Coba Anda
ingat-ingat kembali pengertian peristiwa ekonomi atau transaksi keuangan
yang telah dikemukakan dalam bagian I modul ini! Jika terjadi
transakasi keuangan akan menyebabkan terjadinya perubahan pada aktiva,
hutang, dan modal bukan? Perubahan itulah yang kita ringkas dalam
persamaan dasar akuntansi.
Anda telah mengetahui bukan, bahwa kekayaan yang dimiliki oleh suatu organisasi bisnis (perusahaan) disebut asset, harta, atau aktiva sedangkan hak atau klaim terhadap kekayaan tersebut disebut equities atau
passiva? Jika aktiva yang dimiliki oleh suatu perusahaan sejumlah Rp
10.000,00 maka equities (klaim terhadap asset tersebut) juga senilai Rp
10.000,00. Hubungan antara dua komponen tersebut jika digambarkan
dalam sebuah persamaan tampak sebagai berikut:
Aktiva = Equities
Rp 10.000,00 = Rp 10.000,00
Di
sisi lain, hak atau klaim terhadap aktiva tersebut dapat dikelompokkan
menjadi dua macam, yaitu haknya kreditor dan haknya pemilik. Hak dari
kreditor disebut hutang (liabilities) dan hak dari pemilik disebut modal (capital/owner’s equity). Dengan demikian pengembangan dari persamaan tersebut menjadi sebagai berikut:
Aktiva = Liabilities + Capital
Dalam persamaan akuntansi, biasanya penyajian liabilities selalu mendahului capital (modal). Hal
ini bukan hanya kebetulan saja, tetapi memiliki makna bahwa kreditor
memiliki hak terlebih dulu terhadap asset perusahaan dari pada pemilik
perusahaan itu sendiri seandainya perusahaan dilikuidasi (dibubarkan).
Dengan demikian, hak pemilik terhadap asset perusahaan dapat dirumuskan
dalam persamaan berikut:
Capital = Aktiva - Liabilities
Seandainya pada awal pendirian perusahaan, pemiliknya
menyetor uang tunai atau benda lain senilai Rp 5.000,00 untuk modal awal
usahanya tanpa ada hutang, maka persamaannya adalah:
Aktiva = Capital
Jadi, Rp 5.000,00 = Rp 5.000,00
Jika
pemilik menambah modal Rp 2.500,00 dari hutang, maka persamaannya
menjadi: Aktiva = Liabilities + Capital
Jadi, Rp 7.500,00 = Rp 2.500,00 + Rp 5.000,00
Transaksi Keuangan dan Persamaan Akuntansi
Semua transaksi keuangan (peristiwa ekonomi) yang terjadi di
perusahaan, dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling
kompleks akan mengakibatkan perubahan di antara ke tiga komponen
persamaan dasar akuntansi tersebut. Perubahan yang dimaksud bisa
menambah, mengurangi, atau merubah susunan aktiva, hutang, dan/atau
modal. Penyelesaian persamaan itu merupakan hasil analisis dampak dari
transaksi keuangan yang terjadi.
Laporan Keuangan (Financial Statement)
Anda tentunya masih mengingat dan sudah memahami bahwa
tujuan dari penyelenggaraan akuntansi adalah menyajikan informasi
keuangan. Informasi keuangan dari suatu perusahaan tersebut berguna bagi
fihak-fihak yang berkepentingan dan memerlukannya (para pemakai)
sebagai dasar untuk mengambil keputusan ekonomi. Dengan informasi
keuangan yang diperoleh, mereka akan menganalisisnya dan kemudian
menentukan keputusan ekonomi yang bermanfaat bagi pengembangan usaha
mereka.
Mengingat
bahwa informasi yang termuat di dalam laporan keuangan suatu perusahaan
sangat penting bagi para pemakainya, maka penyusunannya harus memenuhi
syarat kualitas primer dan sekunder.
Kualitas
primer adalah kualitas utama yang membuat informasi akuntansi berguna
sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Kualitas primer meliputi
relevan dan handal (reliabel).
a) Relevan
berarti bahwa laporan keuangan (informasi akuntansi) yang disusun oleh
suatu perusahaan memiliki hubungan langsung dengan pengambilan
keputusan. Informasi akuntansi dikatakan relevan jika dapat membuat
perbedaan dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh para pemakainya.
Informasi yang relevan adalah informasi yang memiliki nilai prediktif,
umpan balik, dan tepat waktu.
(1) Informasi
memiliki nilai prediktif jika informasi tersebut dapat membantu para
pemakainya untuk memprediksi kinerja perusahaan di masa depan
berdasarkan peristiwa (transaksi) masa lalu, sekarang, dan yang akan
datang. Ketepatan suatu prediksi sangat tergantung dari kemampuan para
pemakai dalam menganalisis informasi dan kepekaan mereka dalam membaca
peluang bisnis di masa depan.
(2) Informasi memiliki nilai umpan balik (feedback)
jika informasi tersebut dapat mendukung atau memberi masukan untuk
memperbaiki prediksi yang sudah dibuat oleh para pemakainya. Dengan
informasi yang diperoleh, para pemakai dapat mengevaluasi kembali
prediksi yang telah dibuat, sehingga dapat memperoleh masukan untuk
menentukan apakah prediksinya sudah benar ataukah perlu direvisi.
(3) Tepat
waktu berarti informasi akuntansi tersebut tersedia pada saat
dibutuhkan oleh para pemakainya. Dengan demikian, informasi itu tidak
kehilangan kapasitasnya dalam mempengaruhi keputusan yang diambil.
b) Handal
(reliable) berarti bahwa informasi tersebut dapat dipercaya, karena
cukup terbebas dari kesalahan dan penyimpangan di dalam penyajiannya. Informasi yang handal adalah informasi yang memenuhi syarat: dapat diperiksa, penyajian yang jujur, dan netral.
(1) Dapat
diperiksa artinya laporan keuangan (informasi akuntansi) tersebut jika
diaudit/diperiksa oleh beberapa auditor eksternal yang menggunakan
metode sama akan memperoleh kesimpulan yang sama pula.
(2) Penyajian
yang jujur artinya laporan keuangan disajikan sesuai dengan kondisi
transaksi keuangan sebenarnya (kondisi riil). Dengan kalimat lain dapat
dikemukakan bahwa suatu laporan keuangan disajikan secara jujur jika
dalam penyajiannya ada kecocokan/kesesuaian antara transaksi yang
sesungguhnya terjadi dengan laporan yang dibuat. Jadi, dalam penyususnan
laporan keuangan tidak ada unsur rekayasa.
(3) Netral artinya tidak berpihak kepada golongan pemakai informasi tertentu. Tujuan
penyusunan laporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi akuntansi
kepada semua pihak yang berkepentingan (pemakai). Oleh karena itu, di
suatu perusahaan hanya ada satu laporan keuangan yang dapat
dimanfaatkan oleh siapapun yang berkepentingan. Dengan demikian tidak
ada pemakai informasi yang ”tersesat” sebagai akibat dari penggunaan
informasi yang tidak netral.
Kualitas
sekunder merupakan kualitas tambahan yang seharusnya dipenuhi dalam
penyusunan laporan keuangan. Meskipun hal ini bukan merupakan kualitas
utama, namun jika dipenuhi akan membawa dampak positip bagi
pengguna/pemakainya. Kualitas sekunder meliputi keterbandingan dan
konsistensi.
a) Keterbandingan
berarti bahwa laporan keuangan (informasi) suatu perusahaan akan lebih
bermakna bagi para pemakainya jika dapat diperbandingkan dengan
informasi yang serupa dari perusahaan-perusahaan lain. Suatu informasi
dianggap dapat diperbandingkan jika sudah dievaluasi dan dilaporkan
dengan cara yang sama untuk perusahaan-perusahaan yang berbeda. Hal ini
memberikan kemungkinan bagi para pemakainya untuk mengenali dan
menganalisis persamaan atau perbedaan kondisi keuangan berbagai
perusahaan karena metode akuntansi yang digunakan dapat
diperbandingkan.
b) Konsistensi
berarti bahwa laporan keuangan (informasi) suatu perusahaan akan lebih
bermakna bagi para pemakainya jika dapat diperbandingkan dengan
informasi yang serupa dari perusahaan yang sama pada waktu yang berbeda.
Dalam menyajikan informasi, perusahaan harus memberikan perlakuan
akuntansi yang sama terhadap transaksi yang sama pada waktu-waktu yang
berbeda. Seiring dengan perjalanan waktu, perusahaan bisa mengubah
metode (perlakuan) akuntansinya. Namun jika hal itu dilakukan, maka pada
periode dilaksanakannya perubahan itu perusahaan harus mengungkap
(dalam laporan keuangannya) tentang berbagai hal yang terkait dengan
perubahan itu, seperti keunggulan metode baru yang digunakan
dibandingkan yang lama, alasan mengubah metode tersebut, sifat dan
dampak atas perubahan tersebut terhadap kondisi finansialnya.
Bentuk formal dari informasi keuangan suatu perusahaan adalah laporan keuangan (financial statement).
Pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dijelaskan bahwa informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan suatu perusahaan bersifat umum. Hal ini
berarti bahwa laporan kuangan suatu perusahaan disajikan dan ditujukan
kepada semua pihak yang berkepentjngan terhadap informasi itu, baik dari
unsur internal perusahaan maupun dari unsur eksternal. Dengan demikian,
laporan keuangan tersebut tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan
informasi setiap pemakainya. Secara
umum tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja keuangan, dan perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan. Informasi ini diharapkan dapat bermanfaat dan
dapat memenuhi kebutuhan para pihak yang berkepentingan (pemakai)
dalam upaya mencari bahan masukan sebagai dasar untuk pengambilan
keputusan ekonomi.
Laporan
keuangan yang lengkap terdiri atas 5 (lima) komponen, yaitu laporan
laba rugi, laporan perubahan ekuitas, neraca, laporan arus kas, dan
catatan atas laporan keuangan. Dengan lima komponen laporan itu,
diharapkan dapat memberi gambaran yang relatif komprehensif tentang
kondisi keuangan suatu perusahaan. Dari lima komponen tersebut, laporan
keuangan yang dibahas dalam bagian II modul ini hanya tiga jenis, yaitu
laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan neraca. Dua jenis
laporan lainnya, yaitu laporan arus kas dan catatan atas laporan
keuangan akan dibahas pada modul yang lain.
Laporan laba rugi (income statement)
Untuk
mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan, kita dapat melihat dari
laporan keuangannya. Kinerja keuangan suatu perusahaan harus dilaporkan,
minimal sekali dalam satu periode. Salah satu bentuk laporan keuangan
yang dimaksud adalah laporan laba rugi. Laporan laba rugi merupakan
laporan tentang kinerja keuangan suatu perusahaan. Dalam laporan ini
disajikan jumlah pendapatan (revenue) dan biaya (expenses) serta laba atau rugi (profit/losses)
suatu perusahaan selama periode waktu tertentu. Dari laporan ini kita
dapat menganalisis perbandingan antara pendapatan dengan biaya untuk
memperolehnya, sehingga dapat mengukur tingkat efisiensinya.
b) Laporan Perubahan Ekuitas (owner’s equity statement)
Bentuk
lain dari laporan keuangan yang kita bahas pada bagian ini adalah
laporan perubahan ekuitas pemilik perusahaan. Sesuai dengan namanya,
laporan ini memberikan informasi tentang perubahan modal pemilik selama
periode waktu tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan pada
modal (ekuitas pemilik) adalah: tambahan investasi yang dilakukan oleh
pemilik, pendapatan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan
(laba/rugi) selama satu periode, dan prive pemilik, baik ambil maupun
menambah. Dengan membaca laporan ini, akan diketahui perubahan modal dan
faktor apa yang menyebabkan perubahan tersebut.
c) Neraca (balance sheet)
Neraca merupakan laporan tentang posisi keuangan suatu
perusahaan pada tanggal tertentu. Oleh karena itu, neraca sering disebut
sebagai potret dari posisi keuangan perusahaan, karena kondisi keuangan
yang disajikan pada neraca tersebut hanya terjadi pada tanggal
tertentu, yaitu tanggal penyusunan neraca. Di luar tanggal penyusunan neraca, kondisi keuangan tersebut bisa berubah.
Secara umum, neraca dan laporan keuangan lainnya memiliki 2 (dua) bagian. Bagian pertama adalah kepala (heading)
atau judul neraca yaitu keterangan singkat yang ditulis di bagian atas
dari neraca. Judul neraca berisi: Nama perusahaan (pemilik neraca), kata
‘neraca’, dan tanggal neraca. Amatilah judul laporan laba rugi dan laporan perubahan modal Salon Sekarkedaton dan Penjahit Rapi di atas. Unsur
isi judul tersebut sama, perbedaannya dengan neraca terletak pada
tanggal penyusunan. Untuk neraca ditulis tanggal tertentu, sedangkan
laporan tanggalnya mewakili satu periode (untuk periode yang berakhir
tanggal …..). Judul (neraca atau laporan lainnya) harus ditulis dengan
benar, karena judul itu merupakan identitas dari organisasi (perusahaan)
pemilik laporan yang bersangkutan. Bagian kedua adalah batang tubuh
neraca, berisi muatan informasi yang perlu disajikan.
Batang
tubuh neraca dapat disusun dalam bentuk skontro atau stafel. Neraca
yang berbentuk skontro biasanya disebut rekening huruf T atau bentuk
horizontal, memiliki sisi debet yang lasim disebut aktiva dan sisi
kredit yang lasim disebut pasiva. Jika suatu neraca disusun dalam bentuk
stafel sering disebut bentuk vertikal atau laporan, maka tidak ada sisi
debet dan sisi kredit. Susunan aktiva dan pasiva di atur berurutan dari atas ke bawah.
Posisi keuangan tersebut ditunjukkan oleh besaran aktiva, kewajiban, dan modal suatu perusahaan.
1) Aktiva (Assets)
Sumber daya ekonomi yang dikuasai oleh perusahaan sebagai
akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa
depan diharapkan akan diperoleh perusahaan disebut asset, aktiva, atau
harta. Di neraca, aktiva disajikan di sebelah Debet jika neraca tersebut
berbentuk skontro, atau di atas (mendahului penyajian pasiva) jika
berbentuk stafel. Penyajiannya di dalam neraca, aktiva dikelompokkan
menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu aktiva lancar, aktiva investasi jangka
panjang, dan aktiva tidak tetap.
(a) Aktiva Lancar (current assets)
Aktiva lancar adalah aktiva yang dapat diuangkan atau dapat dijadikan uang dalam jangka pendek (dalam satu siklus akuntansi). Suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar jika aktiva tersebut memenuhi persyaratan berikut:
(1)
diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan
dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan; atau
(2)
dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan
diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal
neraca; atau
(3) berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.
Contoh dari aktiva lancar adalah kas, piutang usaha,
persediaan barang dagangan, supplies, asuransi dibayar dimuka, dan
sebagainya. Penyusunannya di dalam neraca diatur menurut urut-urutan
tingkat likuiditasnya. Artinya, aktiva lancar yang paling likuid dicantumkan paling atas, disusul dengan pos-pos lainnya yang kurang likuid.
(b) Investasi jangka panjang (long term investment)
Perusahaan yang memiliki dana cukup besar dan tidak segera
digunakan, maka akan menanamkannya pada perusahaan lain, dalam bentuk
pembelian surat-surat berharga (saham atau obligasi) atau bentuk
lainnya. Jika
perusahaan mempertahankan kepemilikan tersebut dalam jangka panjang,
maka aktiva ini disebut investasi jangka panjang. Tujuan dari investasi
ini adalah memanfaatkan dana perusahaan yang tidak/belum dipergunakan
dengan harapan dapat memperoleh keuntungan, baik berupa capital gain
(kenaikan nilai investasi) maupun dividen (bagian keuntungan) atau
bunga. Kepemilikan surat-surat berharga ini direncanakan dalam jangka
waktu panjang. Kalau kepemilikan surat berharga direncanakan dalam
jangka pendek (diperjualbelikan) maka investasi jenis ini termasuk
aktiva lancar.
© Aktiva Tetap (Fixed Assets)
Aktiva tetap adalah berbagai jenis aktiva yang dapat
digunakan lebih dari satu periode operasi perusahaan. Aktiva tetap dapat
dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu aktiva tetap berwujud dan aktiva
tetap tidak berwujud. Aktiva tetap berwujud adalah aktiva yang memiliki
wujud fisik tertentu sehingga dapat diamati. Contoh dari aktiva tetap
berwujud adalah tanah, gedung, peralatan (equipment), kendaraan dan
sebagainya. Sedangkan aktiva tetap tak berwujud adalah aktiva yang
tidak memiliki wujud fisik, tetapi memiliki nilai ekonomis. Contoh aktiva tetap tidak berwujud adalah goodwill, hak patent, merek dagang, dan sebagainya.
2) Kewajiban (liabilities)
Kewajiban atau hutang (liabilities)
adalah pengorbanan manfaat ekonomis di masa yang akan datang sebagai
akibat dari transaksi masa lalu. Kewajiban ini dikelompokkan menjadi dua
macam, yaitu hutang lancar (hutang jangka pendek) dan hutang jangka
panjang. Pengklasifikasian
jangka pendek dan jangka panjang didasarkan pada jangka waktu
pelunasannya. Jika pelunasan hutang yang dimaksud adalah satu tahun atau
dalam satu periode siklus operasi perusahaan mana yang lebih panjang,
dari tanggal neraca maka akan dikelompokkan dalam hutang jangka pendek.
Sebaliknya, jika tidak memenuhi kreteria tersebut dikelompokkan ke dalam
hutang jangka panjang. Contoh hutang lancar adalah: hutang usaha (account payable), hutang wesel (notes payable), hutang pajak (Taxes payable), hutang biaya, dan sebagainya. Contoh hutang jangka panjang adalah: hipotik dan hutang obligasi.
c) Modal Pemilik (owner’s equity)
Modal pemilik adalah hak atau klaim pemilik atas aktiva yang dimiliki perusahaan atau organisasi bisnis. Pada
perusahaan perseorangan, modal pemilik ditunjukkan oleh satu akun
modal. Pada perusahaan persekutuan (firma atau komanditer) modal pemilik
ditunjukkan oleh dua atau lebih akun modal. Sedangkan pada perusahaan
bentuk perseroan maka modal pemilik ditunjukkan oleh akun modal saham (capital stocks), saldo laba (retained earning), agio/disagio saham dan sebagainya.
Ingatlah
kembali bahwa penyajian komponen-komponen neraca tersebut secara umum
ada dua macam, yaitu: bentuk rekening huruf T atau bentuk horisontal dan
bentuk laporan atau bentuk vertikal.www.google.com