RINGKASAN
PERKEMBANGAN
PERSERTA DIDIK BAB II- III
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Perkembangan Peserta Didik yang Diampu Oleh Ibu. Tuti Hardjajani

Disusun
Oleh : (Kelompok 4)
1. Amallah
Nur Amanah (K6413002)
2. Asmak
Qomariah (K6413010)
3. Basyiroh (K6413014)
4. Cynthia
Erin H (K6413016)
5. Fajrin
Nursolihah (K6413027)
6. Ismu
Nurjanah (K6413036)
7. Kusuma
Putri W. (K6413038)
8. Nela
Ambarwati (K6413044)
9. Nur
Aini (K6413046)
10. Religia
F. Berliana (K6413058)
11. Sri
Andiny (K6413070)
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
BAB II
KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
A. Karakteristik
Peserta Didik Usia Taman Kanak-kanak
1. Perkembangan
Fisik
Perkembangan fisik merupakan dasar bagi
kemajuan perkembangan berikutnya. Dengan meningkatnya pertumbuhan tubuh, baik
menyangkut ukuran berat dan tinggi, maupun kekuatannya memungkinkan anak untuk
dapat lebih mengembangkan keterampilan fisiknya dan eksplorasi terhadap
lingkungannya tanpa bantuan dari
orangtuanya.Pertumbuhan otaknya pada usia lima tahun sudah mencapai 75% dari
ukuran orang dewasa dan 90% pada usia enam tahun. Disamping itu pada usia ini
banyak juga perubahan fisiologis lainnya, seperti:
1).
Pernafasan menjadi lebih lambat dan mendalam
2).
Denyut jantung lebih lambat dan menetap.
Untuk
perekembangan fisik anak sangat diperlukan gizi yang cukup baik protein,
vitamin dan mineral, dan karbohidrat.Dalam rangka membantu perkembangan fisik
anak maka guru taman kanak-kanak seyogianya memberikan bimbingan kepada mereka
agar memiliki sikap yang positif terhadap dirinya.Bimbingan guru itu berkaitan
dengan pengembangan aspek-aspek berikut:
a.Pengenalan/pengetahuan
akan namanya dan bagian-bagian tubuhnya.
b.Kemampuan
untuk mengidentifikasi fungsi-fungsi tubuh
c.Pemahaman bahwa
walaupun setiap individu berbeda dalam penampilannya,seperti perbedaan dalam
warna rambut,kulit dan mata,atau tingginya,namun semua orang memiliki kesamaan
karakteristik yang sama
d.Menerima bahwa
semua orang memiliki keterbatasan dalam kemampuannya,seperti setiap otang dapat
berjalan,berlari atau melompat,tetapi tidak ada seorangpun yang dapat terbang.
e.Kemampuan untuk
memahami bahwa tubuh itu berubah secara konstan,dan pertumbuhan fisik itu berawal dengan
kelahiran dan berakhir dengan kematian
f.Pemahaman akan
pentingnya tidur,dan juga sebagai dua siklus kehidupan yang penting bagi
kehidupan
g.Mengetahui
kesadaran sensori (merasa,melihat,mendengar,mencium,dan menyentuh/meraba)
h.Memahami
keterbatasan fisik,seperti lelah,sakit,dan melemah (Aundrey Curtis,1998)
2. Perkembangan
Intelektual
Menurut Piaget, perkembangan kognitif pada
usia ini berada pada periode Preopreasional
yaitu tahapan di mana anak belum mampu menguasai operasi mental secara
logis. Periode ini ditandai dengan berkembangnya representasional,atau “symbolic function”,yaitu kemampuan
menggunakan sesuatu untuk mempresentasikan (mewakili) sesuatu yang lain dengan
menggunakan simbol (kata-kata,gesture/bahasa
gerak,dan benda)
Karakteristik periode preoperasional
adalah sebagai berikut:
a. Egosentrisme
b. Kaku
dalam berfikir
c. Semilogikal
reasoning
Perkembangan intelektual masa prasekolah
adalah sebagai berikut:
a. Mampu
berfikir menggunakan simbol
b. Berfikir
masoh dibatasai persepsi.
c. Berfikir
masih kaku tidak fleksibel.
d. Anak
sudah mulai mengerti dasar-dasar mengelompokkan sesuatu atau dasar satu
dimensi.
3.
Perkembangan Emosional
Lingkungan (terutama
orang tua), yang tidak mengakui harga diri anak, maka pada diri anak akan
berkembang sikap-sikap:
a. Keras
kepala/ menentang.
b. Menyerah
menjadi penurut yang diliputi rasa harga diri yang kurang dengan sifat pemalu.
Oleh karena itu dalam rangka
mengembangkan emosi anak yang sehat, guru-guru seyogyanya memberikan bimbingan
kepada mereka, agar mereka dapat mengembangkan hal-hal berikut:
a. Kemampuan
untuk mengenal, menerima, dan berbicara tentang perasaannya.
b. Menyadari
ada hubungan emosi dan tingkah laku sosial.
c. Kemampuan
menyalurkan kegiatan tanpa mengganggu perasaan orang lain.
d. Kemampuan
untuk peka terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain.
4.
Perkembangan Bahasa
a. Masa
ketiga (2,0-2,6) yang bercirikan:
1) Anak
sudah bisa menyusun kalimat tunggal yang sempurna.
2) Anak
yang sudah mampu memahami tentang perbandingan.
3) Anak
dapat menanyakan nama dan tempat.
4) Anak
sudah menggunakan kata-kata yang berawalan dan berakhiran.
b. Masa
keempat (1,2-6,0) yang bercirikan:
1) Anak
sudah bisa menggunakan kalimat majemuk beserta anak kalimatnya.
2) Tingkat
berfikir anak sudah lebih maju.
Untuk membantu perkembangan bahasa anak
maka guru harus memberikan kemudahan dengan memberikan peluang-peluang,
diantaranya:
a. Bertutur
kata yang baik dengan anak.
b. Mau
mendengarkan pembicaraan anak.
c. Menjawab
pertanyaan anak.
d. Mengajak
berdialog dalam hal-hal sederhana.
e. Di
Taman Kanak-Kanak, anak dibiasakan untuk bertanya , menghafal dan melantunkan
lagu dan puisi.
5.
Perkembangan Bermain
Bermain adalah suatu
kegiatan yang dilakukan dengan kebebasan batin untuk memperoleh kesenangan. Macam-macam
permainan anak diantaranya:
a. Permainan
Fungsi (permainan gerak), seperti
meloncat, naik turun tangga.
b. Permainan
Fiksi, seperti menjadikan kursi
sebagai kuda, main sekolah-sekolahan.
c. Permainan
Reseptif atau Apresiatif, seperti mendengar cerita atau dongeng, melihat gambar.
d. Permainan
Membentuk (konstruksi), seperti
membuat kue dari tanah liat.
e. Permainan
Prestasi , seperti sepakbola, bola
voli, tenis meja, dan bola basket.
Secara psikologis dan paedagogis,
bermain mempunyai nilai-nilai yang berharga bagi anak, diantaranya:
a. Anak
memperoleh perasaan puas, senang, bangga atau berkatarsis( peredaan ketegangan)
b. Anak
dapat mengembangkan sikap percaya diri, tanggung jawab dan kooperatif.
c. Anak
dapat mengembangkan daya fantasi dan kreatifitas.
d. Anak
dapat mengenai aturan atau norma yang berlaku dalam kelompok.
e. Anak
dapat memahami bahwa dirinya maupun orang lain sama-sama mempunyai kelebihan
dan kekurangan.
B. Karakteristik
Peserta Didik Usia Sekolah Dasar
1. Perkembangan
Intelektual
Pada usia sekolah dasar
(6-12 tahun) anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual,atau melaksanakan
tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif
(seperti membaca,menulis,dan menghitung). Dalam rangka mengembangkan kemampuan
anak,maka sekolah dalam hal ini guru seyogyanya memberikan kesempatan kepada
anak untuk mengemukakan pertanyaan,memberikan komentar atau pendapatnya tentang
materi pelajaran yang dibacanya atau dijelaskan guru,membuat karangan,menyusun
laporan (hasil studytour atau diskusi kelompok).
2.Perkembangan
Bahasa
Bahasa adalah sarana
berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini mencakup semua cara untuk
berkomunikasi,dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk
tulisan,lisan,isyarat,atau gerak dengan menggunakan
kata-kata,kalimat,bunyi,lambnag,gambar,atau lukisan. Usia sekolah dasar ini
merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai
perbendaharaan kata (vocabolary). Pada awal masa ini,anak sudah menguasai skor
2500 kata,dan pada masa akhir (usia 11-12 tahun) telah dapat menguasai sekitar
50000 kata (Abin Syamsuddin M,1991;nana Syaodih S,1990).
Terdapat dua faktor
penting yang mempengaruhi perkembangan bahasa yaitu sebagai berikut :
a. Proses
jadi matang,dengan perkataan lain anak menjadi matang (organ-organ suara/bicara
sudah berfungsi) untuk berkata-kata
b. Proses
belajar,yang berarti bahwa anak yang telah matang untuk berbicara lalu
mempelajari bahasa orang lain dengan jalan mengimitasi atau meniru
ucapan/kata-kata yang didengarnya.Kedua proses ini berlangsung sejak masa bayi
dan kanak-kanak.
Dengan dibekali pelajaran
bahasa,diharapkan peserta didik dapat menguasai dan mempergunakannya sebagai
alat untuk:
a. Berkomunikasi
dengan orang lain;
b. Menyatakan
isi hatinya (perasaannya);
c. Memahami
keterampilan mengolah informasi yang diterimanya;
d. Berpikir
(menyatakan gagasan/pendapat);
e. Mengembangkan
kepribadiannya,seperti menyatakan sikap dan keyakinannya
3.
Perkembangan Sosial
Pada usia ini,anak
mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri sendiri (egosentris) kepada sikap
yang kooperatif (bekerja sama) atau sosiosentris (mau memperhatikan
kepentingan orang lain). Berkat perkembangan sosial,anak dapat menyesuaikan
dirinya dengan kelompok teman sebaya maupun dengan lingkungan masyarakat
sekitarnya.Tugas-tugas kelompok ini harus memberikan kesempatan kepada setiap
peserta didik untuk menunjukkan prestasinya,tetapi juga diarahkan untuk
mencapai tujuan bersama.Dengan melaksanakan tugas kelompok,peserta didik dapat
belajar tentang sikap dan kebiasaan dalam bekerjasama,saling
menghormati,bertenggang rasa,dan bertanggung jawab.
4.
Perkembangan Emosi
Mengajak anak usia sekolah,anak mulai menyadari bahwa
pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima masyarakat.Oleh karena itu,
dia mulai belajar untuk mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosinya.Emosi
merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu,dalam hal
termasuk pola perilaku belajar.
Emosi yang positif seperti; perasaan
senang,bergairah,bersemangat atau rasa ingin tahu akan mempengaruhi individu
untuk mengongsentrasikan dirinya terhadap aktivitas belajar,seperti:
memperhatikan penjelasan guru,membaca buku,aktif dalam berdiskusi,mengerjakan
tugas,dan disiplin dalam belajar.
Upaya yang dilakukan
seorang guru untuk menciptakan situasi belajar yang menyenangkan dan kondusif
bagi terciptanya proses belajar mengajar yang efektif adalah (1)mengembangkan
iklim kelas yang bebas dari ketegangan (seperti,guru bersikap atau tidak judes);
(2)memperlakukan peserta didik sebagai individu yang mempunyai harga diri
(seperti,tidak menganaktirikan atau menganakemaskan anak,tidak mencemoohkan
anak,dan menghargai pendapat anak);(3) memberikan nilai secara objektif;(4)
menghargai hasil karya peserta didik,dan sebgainya.
5.
Perkembangan Emosional
Anak mulai mengenal konsep moral (mengenal benar salah atau
baik buruk) pertama kali dari lingkungan keluarga. Pada mulanya,mungkin anak
tidak mengerti konsep moral ini,tetapi lambat laun anak akan memahaminya.Pada
anak usia sekolah dasar,anak sudah dapat mengikuti peraturan atau tuntutan dari
orang tua atau lingkungan sosialnya.Pada akhir usia ini,anak sudah dapat
memahami alasan yang mendasari suatu peraturan.Di samping itu,anak sudah dapat
mengasosiakan setiap bentuk perilaku dengan konsep benar-salah atau baik-buruk.
6.
Perkembangan Penghayatan Keagaman
Pada masa
ini,perkembangan penghayatan keagamaannya ditandai dengan ciri-ciri sebagai
berikut:
a.
Sikap keagamaan bersifat reseptif
disertai dengan pengertian
b.
Pandangan dan paham ketuhanan
diperolehnya secara rasional berdasarkan kaidah-kaidah logika yang berpedoman
pada indikator alam semesta sebagai manifestasi dari keagungan-Nya
c.
Penghayatan secara rohaniah semakin
mendalam,pelaksanaan kegiatan ritual diterima sebagai keharusan moral (Abin
Syamsudin M,1996)
Periode usia sekolah
dasar merupakan masa pembentukan nilai-nilai agama sebagai kelanjutan perode
sebelumnya.Kualitas keagamaan anak akan sangat dipengaruhi oeh proses
pembentukan atau pendidikan yang diterimanya.Berkaitan dengan hal
tersebut,pendidikan agama di sekolah dasar mempunyai peranan yang sangat
penting.
7.
Perkembangan Motorik
Seorang dengan perkembangan fisiknya yang beranjaknya matang
maka perkembangan motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik.Setiap
gerakaannya sudah selaras dengan kebutuhan atau minatnya.Pada masa ini ditandai
dengan kelebihan gerak atau aktivitas motorik yang lincah.Oleh karena itu,usia
ini merupakan masa yang ideal untuk belajar ketrampilan yang berkaitan dengan
motorik ini, seperti menulis, menggambar, melukis, mengetik (komputer)
berenang, main bola, dan atletik.
Sesuai dengan
perkembangan fisik (motorik) maka kelas-kelas permulaan sangat tepat diajarkan:
a.Dasar-dasar
keterampilan untuk menulis dan menggambar
b.Keterampilan dalam mempergunakan alat-alat
olahraga (menerima ,menendang, dan memukul)
c.Gerakan-gerakan untuk
meloncat,berlari,berenang,dan sebagainya
d.Baris-berbaris secara sederhana
untuk menanamkan kebiasaan,ketertiban,dan
kedisiplinan
C.
Karakteristik Peserta Didik Usia Remaja
1.
Pengertian
Remaja
a. Menurut
Hukum
Remaja
adalah anak usia 16-22 tahun.
b. Ditinjau
dari Pertumbuhan Fisik
Suatu tahap dimana fisik remaja mancapai
tahap dimana alat kelamin manusia mencapai kematangan.
c. Menurut
WHO
Masa pertumbuhan dan perkembangan dimana
individu mengalami pertumbuhan kelamin, perkembangan psikologi, peralihan dari
ketergantungan menjadi mandiri.
d. Ditinjau dari Faktor Sosial Psikologis
Masa remaja adalah masa
perkembangan yang ditandai dengan adanya proses perubahan dan kondisi entropy
ke negentropy.
2.
Karakteristik
Remaja
a.
Perkembangan
fisik
· Pertumbuhan
fisik cepat
· Proporsional
menjadi terlalu besar
· Perkembangan
seksualitas
b.
Perkembangan
kognitif (intelektual)
Remaja mencapai tahap operasi formal dan
dapat berpikir logis tentang berbagai gagasan abstrak.
c.
Perkembangan
emosi
Masa remaja merupakan puncak
emosionalitas.
d.Perkembangan
sosial
Pada masa remaja
perkembangan “social cognition”,yaitu kemampuan untuk memahami orang lain
.Remaja memahami orang lain sebagai individu yang unik ,baik,menyangkut
sifat-sifat pribadi,minat nilai-nilai maupun perasaannya.
Pada
masa ini juga berkembang sikap “conformity” yaitu kecenderungan untuk menyerah
atau mengikuti oponi,pendapat,nilai,kebiasaan,kegemaran,atau keinginan orang
lain.Perkembangan sifat komformitas pada remaja dapat memberikan dampak yang
positif maupun yang negatif bagi dirinya.
e.Perkembangan moral
Perkembangan moral melalui
pengalaman atau berinteraksi sosial dengan orangtua,guru,teman sebaya,atau
orang dewasa lainnya,tingkat moralitas remaja sudah lebih matang jika dibandingkan dengan usia anak.
Keragaman tingkat moral remaja
disebabkan oleh faktor penentunya yang beragam juga.Salah satu faktor penentuan
atau yang memepengaruhi perkembangan moral remaja itu adalah orangtua.
f.Perkembangan kepribadian
Kepribadian merupakan sistem yang
dinamis dari sifat,sikap dan kebiasaan yang menghasilkan tingkat konsistensi
respons individu yang beragam.(Pinkus,1976).Sifat-sifat kepribadian
mencerminkan perkembangaan fisik,seksual,emosional,sosial,kognitif,dan
lain-lain.Perkembangan “identity” merupakan isu sentral pada masa remaja yang
memberikan dasar bagi masa dewasa Menurut James Marcia & Wterman bahwa
identitas diri itu merujuk kepada “pengorganisasian atau pengaturan
dorongan-dorongan ,kemampuan-kemampuan dan keyakinan-keyakinan kedalam cita
diri secara konsisten yang meliputi kemampuan memilih dan mengambil keputusan
baik menyangkut pekerjaan ,orientas seksual,dan filsafat hidup”.Apabila remaja
gagal mengintegrasikan aspek-aspek dan pilihan atau merasa tidak mampu untuk
memilih,maka dia akan mengalami kebingungan (confusion).
3. Karakteristik Peserta Didik Usia
Dewasa
Secara
psikologis kedewasaan diwarnai dengan aktualisasi diri yaitu menunjukkan semua
kemampuan yang dimiliki dalam rangka mandiri, bisa mencari nafkah sendiri,
dapat menentukan kehidupan sendiri, ingin merdeka.
Pada
umumnya psikolog menetapkan sekitar usia 20 tahun sebagai awal masa dewasa dan
berlangsung sampai sekitar usia 40 – 45 tahun, dan pertengahan masa dewasa
berlangsung dari sekitar usia 40 – 45 sampai sekitar usia 65 tahun sampai
meninggal (Feldman, 1996).
a.
Perkembangan
Fisik
Dilihat dari aspek perkembangan
fisik, pada awal masa dewasa kemampuan fisik mencapai puncaknya, dan sekaligus
mengalami penurunan selama periode ini. Dalam pembahasan berikut akan diuraikan
bebebrapa gejala penting dari perkembangan fisik yang terjadi selama masa
dewasa, yang meliputi : kesehatan badan, sensor, dan perceptual, serta otak.
b.
Kesehatan
Badan
Bagi kebanyakan norang, awal masa
dewasa ditandai dengan memuncaknya kemampuan dan kesehatan fisik. Mulai dari
sekitar usia 18 – 25 tahun, individu memiliki kekuatan yang terbesar,
gerak-gerak reflek mereka sangan cepat. Sejak usia sekitar 25 tahun, perubahan –
perubahan fisik mulai terlihat. Perubahan – perubahan ini sebagian besar lebih
bersifat kuantitatif dari pada kualitatif.
c.
Perkembangan
Sensori
Pada usia antara 40 dan 59 tahun,
daya akomodasi mata mengalami penurunan paling tajam. Karena itu, banyak orang pada
usia setengah baya mengalami kesulitan dalam melihat objek – objek yang dekat
(Kline & Schieber, 1985).
d.
Perkembangan
Otak
Hal ini membantu menjelaskan
pendapat umum bahwa orang dewasa yang tetap aktif, baik secara fisik, seksual,
maupun secara mental, menyimpan lebih banyak kapasitas mereka untuk melakukan
aktivitas – aktivitas demikian pada tahun – tahun selanjutnya.
e.
Perkembangan
Kognitif
Kemampuan kogiitf terus berkembang
selama masa dewasa. Akan tetapi, bagaimanapun tidak semua perubahan kognitif pada
masa dewasa tersebut mengarah pada
peningkatan potensi. Sejumlah ahli percaya bahwa kemunduran keterampilan
kognitif yang terjadi terutama pada masa dewasa akhir dapat ditingkatkan
kembali melalui serangkaian pelatihan.
f.
Perkembangan
Memori
Kemerosotan dalam memori episodik,
sering menimbulkan perubahan – perubahan dalam kehidupan orang tua. Kemerosotan
fungsi kognitif pada masa tua, pada umumnya memang merupakan sesuatu yang tidak
dapat dielakkan, karena disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit
kekacauan otak (Alzheimer) atau
karena kecemasan dan depresi. Akan tetapi, hal ini bukan berarti bahwa
keterampilan kognitif tidak bisa dipertahankan dan ditingkatkan. Kunci untuk
memelihara keterampilan kognitif terletak pada tingkat pemberian beberapa
rangsangan intelektual.
g.
Perkembangan
Inteligensi
David Wechsler (1972), menyimpulkan
bahwa kemunduran kemampuan mental merupakan bagian dari proses penuaan organism
secar umum. Hampir semua studi menunjukkan bahwa setelah mencapai puncaknya
pada usia antara 18 dan 25 tahun, kebanyakan kemapuan manusia terus – menerus
mengalami kemunduran.
h.
Perkembangan
Psikososial
Selama masa dewasa, dunia sosial
dan personal dari individu menjadi lebih luas dan kompleks dibandingkan dengan
masa – masa sebelumnya. Pada masa dewasa ini, individu memasuki peran kehidupan
yang lebih luas. Menurut Erikson, perkembangan psikososial selama masa dewasa
dan tua ini ditandai dengan tiga gejala penting, yaitu keintiman, generatif,
dan integritas.
BAB
III
KEBUTUHAN
DAN TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA
A.
Kebutuhan Remaja
1.
Kebutuhan Individu Manusia
Sebagai
makhluk psiko-fisis manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan fisik dan psikologis,
dan sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, manusia mempunyai kebutuhan
individu (yang juga dikenal sebagai kebutuhan sosial kemasyarakatan.
Dalam
proses pertumbuhan dan perkembangannya menuju ke jenjang kedewasaan, kebutuhan
hidup seseorang mengalami perubahan-perubahan sejalan dengan tingkat
pertumbuhan dan perkembangannya. Kebutuhan sosial psikologis semakin banyak
dibandingkan dengan kebutuhan fisik, karena pengalaman kehidupan sosialnya
semakin luas. Kebutuhan itu timbul disebabkan oleh dorongan-dorongan (motif).
Dprpngan adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu (Sumadi,1971, Lefton,
1982).
Kebutuhan
dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu kebutuhan primer dan kebutuhan
sekunder. Kebutuhan primer pada hakikatnya merupakan kebutuhan biologis atau
organik dan umumnya merupakan kebutuhan yang di dorong oleh motif asli. Contoh
kebutuhan primer itu antara lain adalah : makan, minum, bernafas dan kehangatan
tubuh.
Pada
tingkat remaja dan dewasa kebutuhan primer ini dapat bertambah, yaitu kebutuhan
seksual. Sedangkan kebutuhan sekunder umumnya merupakan kebutuhan yang di
dorong oleh motif yang dipelajari, seperti misalnya kebutuhan untuk mengajar
pengetahuan, kebutuhan untuk mengikuti pola hidup bermasyarakat, kebutuhan akan
hiburan, alat transportasi.
Kebutuhan
untuk mengaktualisasikan diri pada dasarnya merupakan perkembangan dari
kebutuhan-kebutuhan tingkat sebelumnya dan kebutuhan ini merupakan kebutuhan
tingkat tinggi, karena di dalamnya termasuk kebutuhan untuk berprestasi.
Kebutuhan-kebutuhan
sebelumnya adalah kebutuhan untuk memiliki, baik pemilikan itu berkaitan dengan
lingkungan manusia maupun yang berkaitan dengan keberadaan.
Dalam
tingkat perkembangan tertentu seorang individu berupaya memiliki teman sejawat,
mendapatkan kasih sayang, dan memiliki benda benda yang disenangi.
Remaja
sebagai individu atau manusia pada umumnya juga mempunyai kebutuhan dasar
tersebut. Secara lengkap kebutuhan dasar seorang individu dapat digambarkan
sebagai berikut (Lindgren,1980).
|
Deskripsi
|
Karakteristik
|
4
|
Kebutuhan aktualisasi
diri
|
Kebutuhan yang
terkait langsung dengan pengembangan diri yang relative kompleks, abstrak dan
bersifat sosial.
|
3
|
Kebutuhan untuk
memiliki
|
|
2
1
|
Kebutuhan akan
perhatian dan kasih sayang
Kebutuhan jasmaniah,
termasuk keamanan dan pertahanan diri
|
Kebutuhan yang
terkait dengan pertahanan diri khususnya pemeliharaan dan pertahanan diri
bersifat individual.
|
2.
Kebutuhan
Remaja, masalah dan konsekuensinya
Masa
remaja merupakan masa peralihan di masa anak-anak menuju masa dewasa. Hall
(dalam Liebert, dan kawan-kawan, 1974) memandangnya bahwa masa remaja ini
sebagai masa “storm dan stress”.
Usaha penemuan jati diri remaja dilakukan dengan berbagai pendekatan, agar ia
dapat mengaktualisasi diri secara baik. Aktualisasi diri merupakan bentuk
kebutuhan untuk mewujudkan jati dirinya. Beberapa jenis kebutuhan remaja dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok kebutuhan, yaitu :
a.
Kebutuhan organik, seperti makan, minum,
bernafas, seks;
b.
Kebutuhan emosional, yaitu kebutuhan
mendapatkan simpati dan pengakuan dari fihak lain, dikenal dengan n’Aff;
c.
Kebutuhan berprestasi atau need of achievement (yang dikenal dengan
n’Ach), yang berkembang karena didorong untuk mengembangkan potensi yang
dimiliki sekaligus menunjukan kemampuan psikofisis;
d.
Kebutuhan untuk mempertahankan diri dan
mengembangkan jenis.
Pertumbuhan
fisik dan perkembangan sosial-psikologis di masa remaja pada dasarnya merupakan
kelanjutan, yang dapat diartikan penyempurnaan, proses pertumbuhan dan
perkembangan sebelumnya. Seperti halnya pertumbuhan fisik yang ditandai dengan
munculnya tanda-tanda kelamin sekunder merupakan awal masa remaja sebagai
indikator menuju tingkat kematangan fungsi seksual seseorang. Faktor nonfisik,
yang secara integratif tergabung di dalam faktor sosial-psikologis, dijiwai
oleh tiga potensi dasar yang dimiliki manusia yaitu berpikir, rasa dan
kehendak. Ketiganya secara potensial mendorong munculnya berbagai kebutuhan.
Remaja telah memahami berbagai aturan di dalam kehidupan bermasyarakat, dan
tentu saja mereka berupaya untuk mengikuti aturan-aturan itu.
Beberapa
masalah yang dihadapi remaja sehubungan dengan kebutuhan-kebutuhan dapat
diuraikan sebagai berikut:
a.
Upaya untuk dapat mengubah sikap dan
perilaku kekanak-kanakan menjadi sikap dan perilaku dewasa tidak semuanya dapat
dengan mudah dicapai baik oleh remaja laki-laki maupun perempuan.
b.
Seringkali para remaja mengalami
kesulitan untuk menerima perubahan-perubahan fisiknya. Hal ini disebabkan
pertumbuhan tubuhnya dirasa kurang serasi.
c.
Perkembangan fungsi seks pada masa ini
dapat menimbulkan kebingungan remaja untuk memahaminya, sehingga sering terjadi
salah tingkah dan perilaku yang menantang norma.
d.
Dalam memasuki kehidupan bermasyarakat,
remaja yang terlalu mendambakan kemandirian, dalam arti menilai dirinya cukup
mampu untuk mengatasi problema kehidupan, kebanyakan akan menghadapi berbagai
masalah, terutama masalah penyesuaian emosional.
e.
Harapan-harapan untuk dapat berdiri
sendiri dan untuk hidup mandiri secara sosial ekonomis, akan berkaitan dengan
berbagai maslaah untuk menetapkan pilihan jenis pekerjaa dan jenis pendidikan.
f.
Berbagai norma dan nilai yang berlaku di
dalam hidup bermasyarakat merupakan masalah tersendiri bagi remaja, sedang di
pihak remaja merasa memiliki nilai dan norma kehidupannya yang dirasa lebih sesuai.
B. Tugas
Perkembangan Remaja
1. Pengertian Tugas Perkembangan
Tugas
perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam
rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan
akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya;
sementara apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri
individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan
kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya.
Tugas-tugas perkembangan berkaitan
dengan sikap, perilaku, atau keterampilan yang seyogianya dimiliki oleh
individu, sesuai dengan usai atau fase perkembangannya. Munculnya tugas-tugas
perkembangan, bersumber pada faktor-faktor berikut.
a.
Kematangan fisik, misalnya (1) belajar
berjalan karena kematangan otot-otot kaki; (2) belajar bertingkah laku, bergaul
dengan jenis kelamin yang berbeda pada masa remaja karena kematangan
organ-organ seksual.
b.
Tuntutan masyarakat secara kultural,
misalnya (1) belajar membaca; (2) belajar menulis; (3) belajar menghitung; (4)
belajar berorganisasi.
c.
Tuntutan dari dorongan dan cita-cita
individu sendiri, misalnya (1) memilih pekerjaan; (2) memilih teman hidup.
d.
Tuntutan norma agama, misalnya (1) taat
beribadah kepada Allah; (2) berbuat baik kepada sesama manusia.
2.
Tugas Perkembangan Remaja
Menurut Havighurs (1961) tugas perkembangan
remaja adalah:
a.
Mencapai hubungan yang lebih matang
dengan teman sebaya.
b.
Mencapai peran sosial sebagai pria dan
wanita
c.
Menerima keadaan fisik dan menggunakannya
secara efektif
d.
Mencapai kemandirian emsional dari orang
tua dan orang dewasa lainnya.
e.
Mencapai kemandirian ekonomi
f.
Memlilih dan mempersiapkan karir
(pekerjaan)
g.
Mempersiapkan pernikahan dan hidup
berkeluarga
h.
Mengembangkan keterampilan intelektual
dan konsep-konsep yang diperlukan bagi
warga negara.
i.
Mencapai tingkah laku yang bertanggung
jawab secara sosial.
j.
Memperoleh seperangkat nilai dan sistem
etika sebagai petunjuk dalam bertingkah laku.
k.
Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Secara rinci, Havighurs (1961)
menjelaskan tugas-tugas perkembangan itu sebagai berikut:
a. Mencapai
hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya
1) Hakikat
tugas. Tujuan tugas ini : a) belajar melihat kenyataan, anak wanita sebagai
wanita, dan anak pria sebagai pria; b) berkembang menjadi orang dewasa diantara
orang dewasa lainnya; c) belajar bekerja sama dengan oarng lain untuk mencapai
tujuan bersama; dan d) belajar memimpin orang lain tanpa mendominasinya.
2) Dasar
biologis a) manusia terbagi kedalam dua kelamin (pria dan wanita), b)
kematangan seksual dicapai pada masa remaja, sehingga daya tarik seksual
menjadi kekuatan yang dominan dalam kehidupannya; dan c) hubungan sosial
diantara remaja dipengaruhi oleh kematangan fisik yang dicapainya.
3) Dasar
psikologis. Pada akhir masa anak, anak-anak lebih cepat perkembangannya dan
menaruh perhatian untuk bergaul dengan orang lain (kelompok sebaya). Pertama
dia bergaul dengan kelompok yang terbatas bersama teman yang sama jenis
kelaminnya.Keberhasilan remaja dalam menyelesaikan tugas perkembangan ini
mengantarkannya kedalam suatu kondisi penyesuaian sosial yang baik dalam
keseleruhan hidupnya. Namun apalagi gagal, maka dia akan mengalami
ketidakbahagiaan atau kesulitan dalam kehidupannya di masa dewasa, seperti ketidakbahagiaan
dalam pernikahan, kurang mampu bergaul dengan orang lain, bersifat
kekanak-kanakan, dan melakukan dominasi secara sewenang-wenang.
4) Dasar
kebudayaan. Kebudayaan dapat menentukan pola-pola hubungan sosial remaja.
Pola-pola ini sangat beragam dari masyarakat satu ke masyarakat lainnya.
b. Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita
1) Hukum tugas. Remaja dapat menerima dan belajar
peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa di junjung tinggi oleh masyarakat.
2) Dasar biologis. Siklus pertumbuhan fisik remaja
berbeda antara pria dan wanita. Wanita lebih lemah dari pada pria, namun
fisiknya menjadi daya tarik pria.
3) Dasar psikologis. Karena peranan pria dan wanita
relatif berbeda dalam masyarakat, maka remaja pria harus menerima gagasan atau
ide seorang pria dewasa dan remaja wanita menerima ide sebagai wanita dewasa.
4) Dasar budaya. Peran wanita terus berubah, terutama
dalam masyarakat perkotaan. Peran wanita sekarang lebih di berikan kebebasan
dari pada para generasi wanita sebelumnya. Sebagian diantara mereka dapat
memilih secara mandiri untuk bekerja dalam bisnis atau suatu profi tertentu,
yang sebelumnya mustahil dilakukan
c.
Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif
1) Hakikat
tugas perkembangan. Tugas ini bertujuan agarremaja merasa bangga terhadap
fisiknya.
2) Dasar
biologis. Siklus pertumbuhan remaja melibatkan berkembangnya ciri seksual dan
fisik orang dewasa. Remaja adalah masa seseorang belajar memahami fisiknya.
3) Dasar
psikologis. Perubahan internal fisik tidak paralel dengan perubahan eksternal
bentuk dan ukuran fisik dan pemeliharaannya.
d.
Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa
1) Hakikat
tugas. Tujuan dari tugas adalah (a) membebaskan diri dari sikap kekenak-kanakan
atau bergantung pada orangtua (b) mengembangkan afeksi pada orang tua (c)
mengembangkan sikap respek terhadap orang dewasa.
2) Dasar
biologis. Remaja sudah mencapai tugas perkembangan seksualnya. Kurangnya
informasi dari keluarga membuat mereka mencari informasi diluar mengenai seksual.
Ini membuktikan jika mereka tidak bergantung pada orangtua.
3) Dasar
psikologis. Remaja maupun orangtua merasa takut mengatasi tugas ini. Secara
psikologis mereka mengalami ambivalensi
(sikap mendua). Disatu sisi remaja berkembang mandiri, disisi lain mereka masih
bergantung dengan orangtua. Begitu sebaliknya orangtua menginginkan anaknya
mandiri namun masih merasa khawatir. Dalam situasi ini remaja sering
memberontak apabila mendapat paksaan.
4) Dasar
kebudayaan. Konflik antar generasi berkaitan dengan tugas perkembangan ini. Hal
ini dibuktikan oleh Margaret Mead. Ada dua penyebab konflik antar generasi,
yaitu (a) perubahan sosial yang sangat cepat, dan (b) ikatan pernikahan yang
tertutup dan tidak terikat kepada orangtua.
e.
Mencapai jaminan kemandirian ekonomi
1) Hakikat
tugas. Tujuannya agar remaja mampu menciptakan mata pencaharian. Tugas ini
penting bagi remaja pria, namun tidak untuk remeja wanita.
2) Dasar
biologis. Pada tugas ini kekuatan dan keterampilan fisik yang matang sangat
berguna.
3) Dasar
psikologis. Ciri keinginan berkembang menjadi dewasa adalah kemampuan untuk
menjadi orang dewasa yang memiliki pekerjaan layak.
4) Dasar
kebudayaan. Dalam struktur masyarakat sederhana kemandirian ekonomi bukan tugas
perkembangan yang serius.
f.
Memilih dan mempersiapkan karier (pekerjaan)
1) Hakikat
tugas perkembangan. Tujuan tugas ini: (a) memilih pekerjaan yang sesuai
kemampuan, (b) mempersiapkan diri memasuki pekerjaan tersebut.
2) Dasar
biologis. Remaja dengan usia matang mudah mempelajari keterampilan yang
dituntut oleh pekerjaan.
3) Dasar
psikologis. Perencanaan dan persiapan kerja merupakan minat pokok. Allizabeth
B. Hurlock (1981) mengemukakan jika anak laki-laki lebih bersungguh-sungguh
dalam hal pekerjaan dibandingkan anak perempuan.
g.
Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga
1) Hakikat
tugas. Tujuan tugas ini adalah: (a) mengembakan sikap positif terhadap
pernikahan, (b) memperoleh pengetahuan tentang pernikahan dan pemeliharaan
anak.
2) Dasar
biologis. Kematangan seksual menghasilkan daya tarik antara dua jenis kelamin
berbeda.
3) Dasar
psikologis. Sebagian remaja menentang pernikahan dan sebagian bersikap positif.
Sikap tersebut dipengaruhi oleh pengalaman di lingkungan sosialnya.
4) Dasar
kebudayaan. Pernikahan ialah lembaga kehidupan sosial, karena melalui
pernikahan manusia dapat terpelihara harkat dan martabatnya sebagai makhluk
dihadapan Allah SWT.
h. Mengembangkan keterampilan
intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara.
1.
Tugas perkembangan ini bertujuan
mengembangkan konsep-konsep hukum,
pemerintahan, ekonomi, politik, geografi, hakikat manusia, dan
lembaga-lembaga sosial yang cocok dengan dunia modern dan mengembangkan
keterampilan berbahasa dan kemampuan nalar (berpikir) dalam upaya memecahkan
masalah-masalah secara efektif.
2.
Dasar biologis. Bahwa dasar biologis
bagi kematangan mental disiapkan oleh usia 14 tahun.
3.
Dasar psikologis. Sebagai hasil dari
perpaduan unsur pertumbuhan biologis dan keragaman pengalaman dengan
lingkungan, remaja dapat mengembangkan kemampuan mentalnya.
4.
Dasar kebudayaan.Mengembangkan
kemampuan nalarnya tentang berbagai
persoalan kehidupan, seperti agama, ekonomi, dan lain-lain.
i. Mencapai
tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial
1. Hakikat
tugas perkembangan. Tujuan nya berpartisipasi sebagai orang dewasa yang bertanggung
jawab sebagai masyarakat dan memperhitngkan nilai-nilai sosial dalam tingkah
laku.
2. Dasar
biologis. Merupakan pengaruh masyarakat terhadap individu.
3. Dasar
psikologis. Proses pengikatan individu kepada kelom[ok sosialnya berkembang
sejak lahir, proses ini diperluas selama masa anak dan remaja.
4. Dasar
kebudayaan. Masayarakat mempersiapkan
upacara-upacara yang dapat menunjang perkembangan rasa bertanggung jawab
pada remaja.
j. Memperoleh
seperangkat nilai dan sistem etika sebagai petunjuk atau pembimbing dalam
bertingkah laku
1)hakikat tugas perkembangan.
Tujuannya membentuk seperangkat nilai yang mungkin dapat direalisasikan,
mengembangkan kesadaran untuk merealisasikan nilai-nilai, mengembangkan
kesadaran akan hubungannya dengan sesama manusia serta lingkungannya, dan
memahami gambaran hidup dan nilai-nilai dimilikinya, sehingga dapat hidup
selaras dengan orang lain.
2) dasar biologis. Tidak ada
3)dasar psikologis. Remaja
mempunyai minat atau perhatian terhadap
filosofis dan keagamaan, proses pembentukannya melalui pengalaman belajar dan
mempunyai hubungan yang intensif dangan individu.
4)dasar kebudayaan. Mengembangkan
atau menemukan seperangkat nilai atau pandangan tentang hakikat manusia yang
konsisten yang selaras dengan pengetahuan modern tentang hakikat dunia dan
manusia.
5) beriman dan bertakwa kepada
tuhan yang maha esa
adalah mencapai kematangan sikap,
kebiasaan dan pengembangan wawasan dalam mengamalkan nilai-nilai kehidupan
keimanan dan ketakwaan kepada tuhan dalam kehidupan sehari-hari, baik pribadi
maupun sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar